Namanya juga didalam tanah, tidak kasat mata dan seringkali terkena gangguan hama atau kondisi cuaca ekstrim. Ya, inilah ubi cilembu yang kenyataannya sebaik apapun perawatan saat tumbuh hingga panen, pastilah saja ada cacat atau terkena hama seperti ulat, cacing dan lanas tentunya. Hal seperti ini seharusnya sudah dapat diminimalisir manakala pertanian ubi cilembu yang saat ini mungkin sudah sampai pada lebih dari 25 tahun eksistensinya. Disinilah diperlukannya Research and Development dari Pemerintah setempat agar mampu menjaga kualitas dan kuantitas Ubi Cilembu yang menjadi primadona ini. Dalam kurun waktu puluhan tahun hanyalah sedikit saja penemuan - penemuan terhadap cara mengatasi tumbuh kembang hama yang biasa menyerang tanaman berjenis ubi jalar ini. Hal ini menjadi PR tersendiri bagi petani dan pemerintah untuk berkolaborasi menemukan celah inovasi agar menghasilkan Ubi yang minim keluhan. mengapa demikian? Indonesia negara Agraris tapi kualitas pertanian dan perhatian pemerintah terhadap pertanian seakan sangat Kurang sekali. Kita telah jauh tertinggal oleh orang lain yang melakukan pemelitian dan pengembangan terhadap komoditinya. Setiap tahun setiap bulan dan setiap hari mereka menyewa atau bekerja sama dengan para ahli dibidang pertanian dan tumbuhan hanya untuk Nyengcelengan atau bekal bagi anak cucu kita masa depan. Bukan tidak mungkin nantinya ubi cilembu kehilangan pamor dan perlahan musnah dari Desa Cilembu itu sendiri. Ubi cilembu hanya tinggal nama bagi Desa Cilembu sendiri.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment